Wednesday, October 24, 2018

Kapan Kumaknai pagi?



siapa peduli aku
apalah aku
tak bernama tapi aku bernyawa
hilang bersama angin dan masa lalu

semu semua, tak ada yg nyata
semua fana dan tampak melelahkan
aku terpatri sendiri bersama kata dan aksara
tak ada pujangga yang balas aksara atau asmara

aku lebam sendiri
bersama perih dan jenuh yang melanda
mengotori kalbu
kapan aku bisa memaknai pagi?

Waiting for the Time





Ya Rabb...berapa mentari terbit lagi harus aku temui
berapa jauh lagi jarak yang ditempuh
jenuh sudah...jemu sudah...lelah sudah...

Aku sampai titik nadirku
coba bertahan dan harus terus bertahan
sampai aku temukan jalan..
Rabb...ridhoi...

Sebelum kau ambil ruh dalam jasad ini...

jenuh






Karena hujan selalu membawa kisah pilu itu
ia tersimpan di awan gelap kelabu
sampai titik jenuh
ia jatuhi airnya ke bumi tanpa kata tanpa suara

hanya ada dalam bentuk air mata
dan scene penuh kepedihan
anggapnya ia tak bernyawa lagi
walau ia bernama


Thursday, October 18, 2018

Fix






Biar saja berserak serampangan memori itu
biar puas dicaci masa lalu
luka yang menganga tiada lagi penawarnya
sedikitpun tiada

hiduplah dengan hidupmu
jangan jadi bayang semu
menjelma pilu
dan sedu sedan

karena waktu terlalu berharga
terbuang sia bayangmu
kehilangan makna
tanpa arti

Sunday, October 7, 2018

Mati rasa





Ada jasad yang terbujur kaku karena merasa tak diberi hati
Ada jasad yang terbujur kaku meratapi rindu yang menghunus lurus

Kita sedang bertahan dalam ikatan
Onak dan duri harus diterjang
Tak peduli rasa, air mata bahkan darah sebagai saksi
Hingga terkadang mati rasa

Hanya ada satu jalan, bertahanlah...
karna IA selalu ada bersama dengan yang sabar...

Saturday, October 6, 2018

Sembilu Rindu




Kukutuki saja rindu yang menjalar disekujur tubuh ini
Jangan biarkan jasad terbujur kaku
Sedang ia disana membisu
Tak dirundung sembilu rindu

Kecam saja bayangannya
Jika muncul pada cerminnya
Pecahkan biar porak poranda
Dan dicaci rasa

Wednesday, October 3, 2018

Merenda Cerita Hampa






Perlahan namun pasti
aku tiba di penghujung bayangnya
hingga tak nampak lagi sisi gelapnya
kenangan ternyata bisa kuberangus dengan ego aku ku
karna ego nya tak lebih kuat dari ku

Hanya aku tau, jikalau kuinjakkan kakiku ditanah itu
langsung memori itu bisa menerkam ganas selimuti diri
hingga malam yang dingin terasa hangat

hanya angin yang bisa menolong
membawa terbang kenangan
hilang bersama dengan rindu dan amarah
aku tak pernah nelangsa tanpanya

Realize a real

Jika lamat lamat senja mengantarkan kata perpisahan  Disitulah sebenarnya rindu menjadi satu bersama sendu  Perihalnya tak nya...