Tuesday, January 23, 2018

Jujur...dan ketenangan kau dapat







Selesai hari ini, hari kedua dengan agenda Penerimaan Pegawai Tenaga Lepas Harian (TLH), yang terdiri dari beberapa tenaga kesehatan dari mulai dokter, apoteker, perawat, analis kesehatan, penata roentgen, perawat anestesi dll.
Sekitar 400 orang pendaftar untuk 60 alokasi formasi yang disediakan, berati jika dikira-kira 1 berbanding 6 orang.


Dibalik kegiatan itu, terdapat kisah tentang orang-orang yang berjuang untuk dirinya, orang tua dan anak-anaknya, semoga ridhoNya jadi tujuan tertingginya.
Pendaftar tidak hanya berasal dari sekitaran Tangerang saja tapi juga dari Luar daerah, mulai dari Lampung, Bengkulu, Garut , Aceh, Bogor, Kebumen, Kalimantan, Jakarta, Aceh. 
Kisahnya pun beragam mulai dari pemberkasan yang tidak lengkap karena masalah SKCK yang habis masa berlakunya dan hanya bisa dibuat kembali di wilayah asal, legalisir ijazah yang tidak ada hingga  Surat Sehat yang kadaluarsa.

Jika di grafik SKCK jadi urutan pertama penggugur seleksi, rasanya hal tersebut sederhana tapi ternyata dapat membuat sebab terjadinya eliminasi peserta. SKCK hanya dapat dibuat di wilayah dimana KTP peserta itu berada. Yang menjadi kendala jika peserta berasal dari luar kota semisal Solo atau Lampung. Apakah kembali dulu ke kampung halaman, ya pasti tidak akan terkejar waktunya dengan waktu pendaftaran yang hanya dua hari. 
Entah bagaimana sebenarnya peraturan tentang SKCK itu sebenarnya??


Bahkan terdapat satu peserta yang tereliminasi karena SKCK habis masa berlakunya dan tak punya dokumen ijazah yang dilegalisir.
Sebut saja namanya Ar, tereliminasi karena ternyata masa  berlaku SKCK telah habis sejak 2017 lalu

“ Berkas menyusul lah Bu...” tawarnya saat itu

“mohon maaf mba, berkas tidak bisa diterima karena tidak memenuhi syarat” jawabku sambil memberi paraf kecil dan melingkari tulisan “Tidak Lengkap” pada formulir pendaftar. 
Akhirnya mba Ar yang berbadan tinggi besar itupun pasrah, mengambil berkasnya kembali dan mengucapkan terima kasih.


Dua setengah jam berselang, agenda makan siang dan solat zuhur pun selesai dikerjakan
Tak dinyana, mba Ar kembali lagi dengan membawa berkas, kali ini wajahnya tampak kelelahan tapi tetap percaya diri

“Lho balik lagi to Mba?’ tanyaku

“Iya, ini berkas saya”, Mba Ar menjawab sambil menyerahkan berkasnya

Kembali saya cek tumpukan kertas itu satu persatu sesuai urutan dalam formulir penerimaan. 
Surat lamaran fix, foto copy KTP, fix, Surat pernyataan bermaterai fix, foto berwarna fix, SKCK.....ups...nanti dulu...
aku pandangi saja kertas yang hanya memiliki dua warna dengan tulisan agak buram itu.

Kurunut bagian judul atas,  tertulis Surat Keterangan Catatan Kepolisian, nomor sekian sekian, bagian tengah tertulis nama Mba Ar dengan jelas, dan pandanganku turun kebagian bawah kertas....eits...aku lihat  Masa Berlaku SKCK itu, tertulis jelas sampai dengan 18 Juli 2018, tertanda 21 Januari 2018. Oke, masih berlaku...eh...tapi tunggu dulu...sepertinya tulisan tanggal-tanggal diatas dilingkupi oleh garis yang membentuk persegi panjang melingkupi tulisan itu, saru....tapi tetap tampak, Meragukan !


“tampak editan” hanyak berucap dalam hati, tapi tak sampai hati aku mengucapkannya, khawatir hanya asumsiku. Baiklah, harus ada yang bisa memperkuat kebenaran dokumen itu, maka bertanyalah aku 

“mmm...bisa tolong diperlihatkan berkas aslinya Mba?”

Mba Ar yang sedang duduk berhadapan denganku hanya berjeda meja tempat beberapa berkas diletakkan itu tampak kaget, tapi dengan alibi yang dibuat agar tampak kuat, ditambah adegan panik mencari berkas tersebut dimap plastik tebal yang dibawanya sejak pertemuan pertama kami

“Aduh...berkas aslinya ngga dibawa Bu...tadi saya juga sekalian ke Dinas Catatan Sipil, setelah itu saya pulang, sepertinya berkas aslinya tertinggal dirumah”

ucapnya mencoba meyakinkan

“Mohon maaf mba, berkas tidak bisa diterima, silahkan kembali  esok hari”, kataku sambil memberi paraf kecil dan melingkari kembali tulisan “Tidak Lengkap” pada formulir pendaftaran

Ah...kenapa scene ini berulang sampai 2 kali ....

Mba Ar kembali membereskan berkasnya diatas meja, mengucapkan terima kasih dan segera kembali pulang, ini persis seperti scene pertama tadi, hanya ada yang berbeda, wajahnya tampak ada sesal.

Aku merasa lega, keyakinanku hampir 99,9% bahwa berkas itu adalah editan!, kertas yang sudah ada tulisan tanggal masa berlaku ditempelkan pada berkas lama, dan kemudian di foto copy, Done!

Mungkin dia berada dalam kondisi yang dinamakan the power of Kepepet, pada kondisi tersebut seseorang bisa dengan tiba-tiba menjadi kreatif dan memiliki ide-ide “cemerlang”. Dalam kondisi yang kepepet tidak ada pilihan untuk “Tidak Bisa” , maka orang akan berfikir dan mencari jalan “Bagaimana Harus Bisa”, maka seluruh potensi yang ada dalam dirinya bisa dikeluarkan semaksimal mungkin. Dikerahkan pula seluruh potensi, kemampuan mengetik, menempel dan bahkan beracting pun diuji.

Terbukti dugaanku, esok paginya Mba Ar  kembali lagi dengan membawa berkas baru dan masa berlaku berkas tersebut yang berbeda dengan masa berlaku yang tertulis dikertas yang kemarin ia bawa. Kali ini dia datang dengan tenang... dan percaya diri..., karena dia sudah membawa berkas asli no editan.

“ Maka sesungguhnya kejujuran melahirkan ketenangan ...” :)

Malam di Tangerang, 23 Januari 2018 

--------menulis adalah menasihati diri---------------

Day2
#OneDayOnePost
#Batch5




19 comments:

  1. Saya lebih fokus content daripada format.
    Hikmah yang bisa dipetik:
    1. Perjuangan yang gigih mampu memunculkan ide -lepas ide baik atau buruk-
    2. Bila diterima kerja dia akan menjadi pekerja yang hebat, karena masuk dengan bersusah payah tentu berusaha mempertahankan.
    3. Orang yang masuk dengan tidak jujur, orang yang pandai berkelit dari tanggung jawab...perlu diawasi agar semua tidak ada yang diragukan

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih kunjungannya dan resume hikmahnya Mas Wa Li

      Delete
  2. Tulisannya bagus, ๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š

    ReplyDelete
  3. Fenomena ketidakjujuran di negeri ini. Dan itu rahasia umum, semua orang tahu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih sudah berkunjung, semoga kita bisa menabur nilai-nilai baik dengan menulis

      Delete
  4. Ya... Jujur memang yang paling utama... Biarpun ketidak jujuran sudah merajalela tapi ga ada salahnya kok mulai dari diri sendiri... Kalau bukan kita yang memulai lalu siapa lagi...

    ReplyDelete
  5. Ya... Jujur memang yang paling utama... Biarpun ketidak jujuran sudah merajalela tapi ga ada salahnya kok mulai dari diri sendiri... Kalau bukan kita yang memulai lalu siapa lagi...

    ReplyDelete
  6. kejujuran akan membawa pada keberkahan ya mba^^....suka dengan tulisan ini^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. masih banyak kekurangan mba, terima kasih sudah berkunjung :)

      Delete
  7. Demi demi...yang sebenarnya mengerikan

    ReplyDelete
    Replies
    1. berat itu mba Wid..., terima kasih sangat sudah berkunjung, its kind of pumping the spirit. Punya blog dr th 2012 jarang banget diisi, dah penuh sawang2 dan kemudian mencoba menulis sebisanya dan mendapatkan comment dari teman teman, itu seperti rumah yg berpenghuni dan hidup kembali suasana didalamnya๐Ÿ˜…๐Ÿ˜…. Terima kasih komunitas ODOP semua. jazakallah

      Delete
  8. Replies
    1. terima kasih sudah berkunjung๐Ÿ™๐Ÿ™, saya ngga di RS Kang

      Delete
  9. memang yang rumit ngurus berkas itu kalau harus balik dulu ke kampung halaman. tapi prosedur tetaplah prosedur

    ReplyDelete
    Replies
    1. kebayang klo rumahnya diluar kota dan ada kurang berkas๐Ÿ˜. Terima kasih kunjungannya

      Delete
  10. Mau komentar apa ya?!. Dulu pernah nyoba daftar cpns, ampun deh ngurus kartu kuning nya panjaaannggg dan lamaaa kayak coki-coki wkwkwkwk.

    ReplyDelete
    Replies
    1. mba Dian trima kasih kunjungannya, kapan2 kita meetUp sambil makan coki coki๐Ÿ˜†

      Delete

Realize a real

Jika lamat lamat senja mengantarkan kata perpisahan  Disitulah sebenarnya rindu menjadi satu bersama sendu  Perihalnya tak nya...