Selesai hari ini, hari kedua
dengan agenda Penerimaan Pegawai Tenaga Lepas Harian (TLH), yang terdiri dari
beberapa tenaga kesehatan dari mulai dokter, apoteker, perawat, analis
kesehatan, penata roentgen, perawat anestesi dll.
Sekitar 400 orang pendaftar untuk
60 alokasi formasi yang disediakan, berati jika dikira-kira 1 berbanding 6
orang.
Dibalik kegiatan itu, terdapat kisah
tentang orang-orang yang berjuang untuk dirinya, orang tua dan anak-anaknya,
semoga ridhoNya jadi tujuan tertingginya.
Pendaftar tidak hanya berasal
dari sekitaran Tangerang saja tapi juga dari Luar daerah, mulai dari Lampung,
Bengkulu, Garut , Aceh, Bogor, Kebumen, Kalimantan, Jakarta, Aceh.
Kisahnya pun beragam mulai dari
pemberkasan yang tidak lengkap karena masalah SKCK yang habis masa berlakunya
dan hanya bisa dibuat kembali di wilayah asal, legalisir ijazah yang tidak ada
hingga Surat Sehat yang kadaluarsa.
Jika di grafik SKCK jadi urutan
pertama penggugur seleksi, rasanya hal tersebut sederhana tapi ternyata dapat
membuat sebab terjadinya eliminasi peserta. SKCK hanya dapat dibuat di wilayah
dimana KTP peserta itu berada. Yang menjadi kendala jika peserta berasal dari
luar kota semisal Solo atau Lampung. Apakah kembali dulu ke
kampung halaman, ya pasti tidak akan terkejar waktunya dengan waktu pendaftaran
yang hanya dua hari.
Entah bagaimana sebenarnya peraturan tentang SKCK itu
sebenarnya??
Bahkan terdapat satu peserta yang
tereliminasi karena SKCK habis masa berlakunya dan tak punya dokumen ijazah
yang dilegalisir.
Sebut saja namanya Ar,
tereliminasi karena ternyata masa
berlaku SKCK telah habis sejak 2017 lalu
“ Berkas menyusul lah Bu...”
tawarnya saat itu
“mohon maaf mba, berkas tidak
bisa diterima karena tidak memenuhi syarat” jawabku sambil memberi paraf kecil
dan melingkari tulisan “Tidak Lengkap” pada formulir pendaftar.
Akhirnya mba Ar
yang berbadan tinggi besar itupun pasrah, mengambil berkasnya kembali dan
mengucapkan terima kasih.
Dua setengah jam berselang,
agenda makan siang dan solat zuhur pun selesai dikerjakan
Tak dinyana, mba Ar kembali lagi
dengan membawa berkas, kali ini wajahnya tampak kelelahan tapi tetap percaya
diri
“Lho balik lagi to Mba?’ tanyaku
“Iya, ini berkas saya”, Mba Ar
menjawab sambil menyerahkan berkasnya
Kembali saya cek tumpukan kertas itu satu
persatu sesuai urutan dalam formulir penerimaan.
Surat lamaran fix, foto copy
KTP, fix, Surat pernyataan bermaterai fix, foto berwarna fix,
SKCK.....ups...nanti dulu...
aku pandangi saja kertas yang
hanya memiliki dua warna dengan tulisan agak buram itu.
Kurunut bagian judul atas, tertulis Surat Keterangan Catatan Kepolisian,
nomor sekian sekian, bagian tengah tertulis nama Mba Ar dengan jelas, dan pandanganku
turun kebagian bawah kertas....eits...aku lihat Masa Berlaku SKCK itu, tertulis jelas sampai dengan 18 Juli 2018, tertanda 21 Januari 2018. Oke, masih
berlaku...eh...tapi tunggu dulu...sepertinya tulisan tanggal-tanggal diatas
dilingkupi oleh garis yang membentuk persegi panjang melingkupi tulisan itu,
saru....tapi tetap tampak, Meragukan !
“tampak editan” hanyak berucap
dalam hati, tapi tak sampai hati aku mengucapkannya, khawatir hanya asumsiku.
Baiklah, harus ada yang bisa memperkuat kebenaran dokumen itu, maka bertanyalah
aku
“mmm...bisa tolong diperlihatkan berkas aslinya Mba?”
Mba Ar yang sedang duduk
berhadapan denganku hanya berjeda meja tempat beberapa berkas diletakkan itu
tampak kaget, tapi dengan alibi yang dibuat agar tampak kuat, ditambah adegan panik mencari
berkas tersebut dimap plastik tebal yang dibawanya sejak pertemuan pertama kami
“Aduh...berkas aslinya ngga
dibawa Bu...tadi saya juga sekalian ke Dinas Catatan Sipil, setelah itu saya
pulang, sepertinya berkas aslinya tertinggal dirumah”
ucapnya mencoba
meyakinkan
“Mohon maaf mba, berkas tidak
bisa diterima, silahkan kembali esok
hari”, kataku sambil memberi paraf kecil dan melingkari kembali tulisan “Tidak Lengkap”
pada formulir pendaftaran
Ah...kenapa scene ini berulang sampai 2 kali ....
Mba Ar kembali membereskan
berkasnya diatas meja, mengucapkan terima kasih dan segera kembali pulang, ini
persis seperti scene pertama tadi,
hanya ada yang berbeda, wajahnya tampak ada sesal.
Aku merasa lega, keyakinanku
hampir 99,9% bahwa berkas itu adalah editan!, kertas yang sudah ada tulisan
tanggal masa berlaku ditempelkan pada berkas lama, dan kemudian di foto copy,
Done!
Mungkin dia berada dalam kondisi yang dinamakan the power of Kepepet, pada kondisi
tersebut seseorang bisa dengan tiba-tiba menjadi kreatif dan memiliki ide-ide “cemerlang”.
Dalam kondisi yang kepepet tidak ada pilihan untuk “Tidak Bisa” , maka orang
akan berfikir dan mencari jalan “Bagaimana Harus Bisa”, maka seluruh potensi yang
ada dalam dirinya bisa dikeluarkan semaksimal mungkin. Dikerahkan pula seluruh
potensi, kemampuan mengetik, menempel dan bahkan beracting pun diuji.
Terbukti dugaanku, esok paginya
Mba Ar kembali lagi dengan membawa
berkas baru dan masa berlaku berkas tersebut yang berbeda dengan masa berlaku
yang tertulis dikertas yang kemarin ia bawa. Kali ini dia datang dengan tenang...
dan percaya diri..., karena dia sudah membawa berkas asli no editan.
“ Maka sesungguhnya kejujuran melahirkan ketenangan ...” :)
Malam di Tangerang, 23 Januari 2018
--------menulis adalah menasihati diri---------------
Day2
#OneDayOnePost
#Batch5
Saya lebih fokus content daripada format.
ReplyDeleteHikmah yang bisa dipetik:
1. Perjuangan yang gigih mampu memunculkan ide -lepas ide baik atau buruk-
2. Bila diterima kerja dia akan menjadi pekerja yang hebat, karena masuk dengan bersusah payah tentu berusaha mempertahankan.
3. Orang yang masuk dengan tidak jujur, orang yang pandai berkelit dari tanggung jawab...perlu diawasi agar semua tidak ada yang diragukan
terima kasih kunjungannya dan resume hikmahnya Mas Wa Li
DeleteTulisannya bagus, ๐๐๐๐๐๐๐
ReplyDeleteterimakasih, mohon masukannya ^_^
DeleteFenomena ketidakjujuran di negeri ini. Dan itu rahasia umum, semua orang tahu.
ReplyDeleteterimakasih sudah berkunjung, semoga kita bisa menabur nilai-nilai baik dengan menulis
DeleteYa... Jujur memang yang paling utama... Biarpun ketidak jujuran sudah merajalela tapi ga ada salahnya kok mulai dari diri sendiri... Kalau bukan kita yang memulai lalu siapa lagi...
ReplyDeletesetuju mba, trims sudah berkunjung
DeleteYa... Jujur memang yang paling utama... Biarpun ketidak jujuran sudah merajalela tapi ga ada salahnya kok mulai dari diri sendiri... Kalau bukan kita yang memulai lalu siapa lagi...
ReplyDeletekejujuran akan membawa pada keberkahan ya mba^^....suka dengan tulisan ini^^
ReplyDeletemasih banyak kekurangan mba, terima kasih sudah berkunjung :)
DeleteDemi demi...yang sebenarnya mengerikan
ReplyDeleteberat itu mba Wid..., terima kasih sangat sudah berkunjung, its kind of pumping the spirit. Punya blog dr th 2012 jarang banget diisi, dah penuh sawang2 dan kemudian mencoba menulis sebisanya dan mendapatkan comment dari teman teman, itu seperti rumah yg berpenghuni dan hidup kembali suasana didalamnya๐ ๐ . Terima kasih komunitas ODOP semua. jazakallah
DeleteKerja di RS mana mbak?
ReplyDeleteterima kasih sudah berkunjung๐๐, saya ngga di RS Kang
Deletememang yang rumit ngurus berkas itu kalau harus balik dulu ke kampung halaman. tapi prosedur tetaplah prosedur
ReplyDeletekebayang klo rumahnya diluar kota dan ada kurang berkas๐. Terima kasih kunjungannya
DeleteMau komentar apa ya?!. Dulu pernah nyoba daftar cpns, ampun deh ngurus kartu kuning nya panjaaannggg dan lamaaa kayak coki-coki wkwkwkwk.
ReplyDeletemba Dian trima kasih kunjungannya, kapan2 kita meetUp sambil makan coki coki๐
Delete