Sunday, February 25, 2018

Jalan Tersebarnya Islam di Indonesia





Tulisan dihalaman ini kelanjutan dari tulisan Sabtu kemarin, masih menceritakan tentang sejarah penyebaran islam. Dihalaman 9 buku Sejarah Peradaban Islam Indonesia menceritakan bahwa bersamaan dengan datangnya para pedagang datang juga musafir sufi dan da'i. Melalui jalur pelayaran itu juga para musafir sufi dan da'i bisa berhubungan dengan pedagang dari negeri di ketiga benua, Benua Asia Selatan, Asia Timur dan Asia Tenggara. 

Karena itulah memungkinkan terjadinya hubungan timbal balik, dan akhirnya terbentuk perkampungan masyarakat muslim. Semakin lama semakin meluas tidak hanya bersifat ekonomis tapi juga sampai membentuk struktur pemerintahan dengan mengangkat kepala suku Gampung Samudra, Meurah Silu menjadi Sultan Malik as-Sholeh.
  
Dapat disimpulkan bahwa tersebarnya Islam ke Indonesia melalui jalan-jalan sebagai berikut :
1. Perdagangan, dengan sarana pelayaran
2. Dakwah, dilakukan oleh para musafir sufi dan da'i yang datang bersama pedagang
3. Perkawinan, antara pedagang muslim, da'i atau musafir sufi dengan anak bangsawan Indonesia, dengan begitu status sosialnya dipertinggi, apalagi jika menikah dengan putri raja maka keturunannya akan menjadi pejabat birokrasi, putra mahkota
4. Pendidikan, setelah memiliki kedudukan yang mantap, bisa menguasai kekuatan ekonomi di bandar-bandar seperti Gresik, kemudian titik itu dijadikan juga pusat pendidikan dan penyebaran Islam. Pusat pendidikan dan dakwah Islam di kerajaan Samudra Pasai berperan sebagai pusat dakwah pertama yang didatangi pelajar-pelajar dan mengirimkan da'i lokal antara lain Maulana Malik Ibrahim ke Jawa. 

Selain menjadi pusat pendidikan yang disebut pesantren, juga untuk penggemblengan kader politik, misalnya Raja Islam Pertama Demak yaitu Raden Fatah adalah santri pesantren Ampel, Sultan Cirebon pertama yaitu Sunan Gunung Jati adalah didikan Pesantren Gunung Jati Maulana Hasanudin yang diasuh ayah Sunan Gunung Jati yang akhirnya menjadi Sultan Banten pertama
5. Tasawuf dan Tarekat yang dibawa oleh da'i dan musafir sufi yang kemudian menjadi penasihat atau pejabat agama kerajaan
6. Kesenian, para da'i lokal seperti Sunan Kali Jaga menggunakan banyak cabang seni dalam penyebaran islam, seperti wayang, gamelan, nyanyian, seni bangunan dan seni busana

dari sedikit cerita diatas, tak dapat dipungkiri peran da'i dan pesantren begitu kentara dalam penyebaran islam di indonesia. Nah...bagaimana kemudian islam pun menjadi pendongkrak gerakan perlawanan pada penjajah pada saat itu. Ditengah tekanan penjajah yang memporakporandakan struktur tradisional dan ekonomi melalui pajak yang memberatkan hingga menimbulkan kegelisahan, rakyat mencari pemimpin nonformal yaitu para kyai dan ulama menjadi tumpuan utama harapan.

Diperkuat dengan munculnya ulama muda terdidik yang mengemban ilmu sampai ke Timur Tengah, membuat organisasi-organisasi yang merumuskan aspirasi keislaman yang strategis dan sistematis. Dalam konteks ini, Islam merupakan peletak dasar bagi nasionalisme Indonesia...

See...bagaimana mungkin teori yang menyatakan bahwa umat islam tidak nasionalis atau pancasilais itu terbukti kebenarannya???


#kokUjungnyaNulisJadiGemesYa

OneDayOnePost#Batch5

No comments:

Post a Comment

Realize a real

Jika lamat lamat senja mengantarkan kata perpisahan  Disitulah sebenarnya rindu menjadi satu bersama sendu  Perihalnya tak nya...