Saturday, February 10, 2018

Kisah di Negeri ODOP


Pada suatu hari ada suatu negeri yang bernama Negeri ODOP, sebuah negeri yang subur tanahnya, indah negerinya dan pesona negeri itu sangat santer kepenjuru negeri disekitarnya. Bagian utara berupa padang rumput yang indah dan luas terhampar, bagian selatannya berupa bukit-bukit yang dibawahnya terdapat pantai yang airnya berwarna hijau kebiruan, pasirnya seperti butur-butir mutiara kecil, tidak tajam menusuk kaki. Yang jika dijatuhkan dari atas ia  bunyi seperti bunyi kelereng jatuh. 

huruf 'O" diawal nama negeri itu adalah huruf O dari kata One atau yang berarti satu. Huruf D dari kata Day atau Hari, O selanjutnya juga masih dari kata One yang berarti Satu dan huruf P dari kata Post atau kiriman. 

Menurut legenda yang ada, nama negeri ini dibuat oleh seseorang penemu tanah dinegeri itu. Masa dulunya ia mengharapkan agar kelak penduduk negeri yang berdiam disitu dapat berbuat kebaikan pada sesama setiap harinya, minimal satu kali dalam satu hari.   

Maka untuk mengingatkan tujuan tersebut, simbol atau tulisan angka satu dapat ditemui dibanyak titik dinegeri itu. Pertama ketika mencapai negeri itu dapat dilihat sebuah gerbang yang terbuat dari logam berwarna emas. Tiang kanan kirinya berbentuk angka satu, bahkan terali  berwarna emas  gerbang tersebutpun berbentuk angka satu. 

Disamping gerbang terdapat papan kayu didalamya tertulis ucapan selamat datang "Selamat datang di Negeri ODOP" . Tulisan itu agak tertutup dengan tanaman  anggur, bahkan tulisan P dalam kata ODOP tak terlihat karena tertutup buah anggur yang tumbuh ranum segar disitu. 

Negeri ODOP dipimpin oleh satu Kepala Negeri, beliau memimpin negeri dengan bijak. Penduduk negeri itu tak banyak hanya sekitar 128 kepala keluarga saja. Tiap keluarga memiliki satu rumah, didalamnya ada seorang ibu, seorang ayah dan satu anak. Kesukaan dan hobi penduduk negeri itu beragam, tetapi ada satu hobi yang sama kesukaannya, yaitu suka berbuat kebaikan buat sesama, semua memiliki satu semangat dan satu tujuan. 
Sebutlah keluarga Mr. Kalen, ia tinggal bersama dengan istrinya dan satu putrinya yang berusia menuju 18 tahun, Rania. sesuai dengan usianya, berati selama itu pula ia tinggal dinegeri ODOP. Dia merasa sudah saatnya mengadu nasib bekerja dan mencari ilmu di negeri lain.

Kepala Negeri ODOP yang bijaksana membuat peraturan, bahwa jika ada penduduk yang akan keluar dari negeri itu harus menjalani tantangan selama 60 hari, ia harus merangkai hikmah dari kejadian dinegeri tersebut, dan menuliskannya dengan tinta hitam diatas kertas papirus yang ajaib. 

Setiap harinya diberikan waktu sampai dengan pukul 23.59, jika lewat barang sedetikpun maka huruf-huruf yang merangkai tulisan diatas kerta papirus ajaib itu akan terbang melayang-layang diudara dan kemudian hilang bersama awan malam yang hitam. 

Maka keesokan paginya tulisan diatas kertas papirus ajaib itu digantungkan dipohon hikmah. Pohon hikmah yang rindang itu terletak disisi kanan kediaman Kepala Negeri. 

Setiap satu tulisan ditukarkan dengan benih tanaman anggur oleh tupai penjaga pohon hikmah. Benih itu bisa disebarkan dimana saja agar tumbuh. 

Syarat agar benih dapat tumbuh haruslah disebarkan dengan niat ikhlas maka tanaman itu akan tumbuh subur. Pohon tersebut dapat tumbuh dan orang-orang disekitarnya dapat mengambil manfaat darinya...itulah berkah...yang berarti kebaikan dapat meluas. 

Kepala Negeri percaya bahwa jika seseorang menanam kebaikan maka akan berbalas kebaikan, balasan kebaikan itu bisa dituai ditempat dan waktu yang lain. 
Maka saat dinegeri ODOP lah kebaikan disebar agar kelak jika penduduknya hendak keluar kenegeri sebrang, ia akan mendapat kebaikan pula disana. 

Rania si gadis menjalani tantangan 60 hari, kendati kadang dirasakan berat tapi ia kembali mengingat apa yang disampaikan oleh Kepala Negeri, bahwa kebaikan akan berbalas kebaikan pula. 

Pada suatu hari ia hampir saja menyerah, karena saat itu tubuhnya lemah tak berdaya karena virus menyerangnya, ia tak memiliki waktu untuk merangkai kejadian dan hikmah dari orang-orang disekelilinnya. Di detik-detik terakhir mendekati pukul 23.59 diambilnya kerta papirus ajaib itu dan kemudian ia merangkai hikmah tentang kisah dirinya yang pada saat itu lemah berbaring ditempat tidurnya. Ia menyelesaikannya di jam 23.57 menit, diminumnya segelas teh hangat yang ada diatas mejanya, lalu ia kembali tidur...

Tak lama ia berada didepan gerbang Negeri ODOP dan disambut oleh Kepala Negeri dan semua penduduk negeri ODOP, semua ramai euforia, dibagian depan ada pasukan marching band yang memainkan lagu kebangsaan negeri ODOP, sebelah kanan ada 3 badut yang berpakaian lengkap warna warni tersenyum sumringah. 

Semua yang datang mengucapkan selamat pada Rania karena telah menyelesaikan tantangan 60 hari dan  menyampaikan bahwa 60 benih tanaman yang Rania tanam sudah tumbuh dengan subur, buah anggurnya manis dan ranum dan bisa dinikmati oleh seluruh penduduk Negeri ODOP.

----------------------------------------------------------------------------

bunyi whatapps di gawai berdering-dering sejak tadi, ternyata malam itu ada kelas materi non fiksi di grup WA ODOP Batch 5, Rania reflek terkaget loncat dari tempat tidurnya saat melihat jam menunjukkan pukul 23.50 WIB ... 9 menit lagi waktu tersisa!!!, ia belum punya bahan apapun untuk ditulis malam itu sebagai tugas setoran hari itu...ia duduk termangu...ternyata Kisah di negeri ODOP adalah bunga tidurnya malam itu...

"Aaaa...mau nulis apa inii...???" teriakannya memecah malam itu...


                    ------selesai mengkhayal------

No comments:

Post a Comment

Realize a real

Jika lamat lamat senja mengantarkan kata perpisahan  Disitulah sebenarnya rindu menjadi satu bersama sendu  Perihalnya tak nya...