Pagi itu, mendung sampai langit ketujuh...Nania memandangi saja sekelilingnya
sepi hingga ia hanya bicara dengan hatinya sendiri...
sepi hingga ia hanya bicara dengan hatinya sendiri...
Tepat tujuh kali bumi berputar pada porosnya
Kala itu dia yang tampak indah nuansa coklat
Senyumnya mengembang seraya buatku
Entah apa yang ada dalam pikirnya...mungkin karena lalaiku mau menjumpainya
Kilas balik masa setengah dasawarsa
Ia tak ada kata
Entah karena tak tertarik atau ia kehabisan kata
Hatiku mulai retak saat itu
Lisanku pun henti berucap
Ia bilang cukup semua...karena langit mulai mendung
Ia sampaikan, karena ia perduli atau ia tak mau lagi dengar lisanku membual sia-sia
Aku mulai merana
Lalu ia pergi begitu saja tetap dengan senyumnya
Meninggalkanku dengan semua gamangku
Lalu ia ambil simpulan
Selesaipun belum rasanya aku
Dan sejak itulah
Tak ingin ada lagi cerita tentangnya
Aku membencinya sejak saat itu
Ia bilang itu ekstrim
Ia bilang itu ekstrim
Hei...aku hanya menjalankan apa yang perlu aku lakukan...
#OneDayOnePost#Batch5
Luarbiasa aku suka kak, ajari aku untuk membuat tulisan seperti ini hihihihi
ReplyDeletesaya ngga tau harus mulai dari mana ya, idenya datang seketika :)
DeletePerlu mengerutkan kening untuk memaknai puisi ini
ReplyDeletesaya yang nulis juga Mba Wid...hi...hi...
Deleteterimakasih sudah berkunjung
ReplyDelete