Friday, February 2, 2018

Ulasan Buku Sembuh dan Sukses dengan Terapi Menulis


                                       




                                   Sembuh dan Sukses dengan terapi Menulis 

Buku ini merupakan karya Bang Jonru dan dokter Dito Nugroho, bersama dengan 92 Penulis lainnya yang berkisah tentang pengalamannya pribadi seputar menulis. Buku setebal 269 halaman ini diterbitkan oleh Indie-Publishing Depok Jawa Barat.

Bang Jonru mengawali tulisannya dengan kisah sukses Agnes T. Harjaningrum dari Buku Cara Dahsyat Menjadi Penulis Hebat, ia adalah seorang dokter di Indonesia yang terpenuhi segala kebutuhannya. Pada tahun 1998, ia mengikuti suminya hijrah ke negeri Belanda, yang berati ia tidak bisa melanjutkan membuka praktiknya sebagai dokter. Hai inilah yang kemudian menjadikannya full time mom. Di Belanda nyaris tak ada orang yang mau menjadi pembantu. Ia harus menangani langsung urusan-urusan rumah tangga. Ia menjadi stres luar biasa, menghadapi perubahan hidup yang sangat drastis. Hampir setiap hari mengomel dan marah-marah. Ia merasa kehidupannya sangat buruk. 

Sang suami merasa prihatin dan menyarankannya untuk membuat blog dan kemudian mengisi blog tersebut dengan tulisan. Motivasinya agar membebaskan diri dari masalah yang besar mendorongnya mengikuti saran dari suami. Blog sudah dibuat, ia mengisinya dengan berbagai curahan hatinya sebagai ibu rumah tangga. Manfaat menulis dirasakannya, ia merasa dengan menulis beban pikirannya menjadi berkurang. Aktivitas menulis di blog menjadikan ia mengenal banyak teman baru. Menulis menjadikannya bisa beraktualisasi diri lewat komunitas yang diikutinya. Bahkan pada akhirnya ia berhasil menerbitkan buku. 

Kisah berlanjut dengan pengalaman Bang Jonru melontarkan pertanyaan di medsos 
"Siapa yang pernah membuktikan bahwa menulis menjadi terapi diri?", ternyata banyak respon yang datang dari pembaca. 
"Tiap habis nulis rasanya plong banget, tiap habis nulis seolah perasaan jadi lebih terungkap, dengan menulis bisa meredakan emosi, setelah menulis ada rasa lega sekaligus puas, sedihnya berkurang sampai 90%, dengan menulis melatih kesabaran". 

Dibagian selanjutnya disampaikan mengapa terapi dalam bentuk menulis, karena dengan menulis bisa menjaga semangat dan komitmen, serta mengurangi lupa. Dibagian ini hanya sedikit dipaparkan. Langsung berlanjut Terapi Menulis dari Segi Kesehatan, berbagai riset universitas tentang manfaat terapi menulis dilakukan.  Menulis membantu meringankan gejala penyakit asma, meningkatkan dan memperbaiki suasana hati dan fungsi imun tubuh serta kesehatan fisik. Menulis dapat menurunkan tekanan darah, mengurangi jumlah hari rawat dirumah sakit, mempercepat penyembuhan pascaoperasi dan masih banyak lagi. 

Rekomendasi dari Buku the Therapeutic Potential of Creative Writing tentang teknik terapi  menulis, begini caranya :

  1.  Mulailah dari "sampah pikiran" (mind dump)
  2. Menulislah selama 6 menit 
  3. Tuliskan apa saja yang ada dipikranmu
  4. Jangan lakukan editing
  5. Jangan khawatir tentang tata bahasa, diksi dan EYD 
  6. Jangan berhenti menulis
  7. Fokuslah pada suatu tema
  8. Memilih suatu hal yang nyata, bukan abstrak. Misalnya kenangan pada masa kanak-kanak
  9. deskripsikan secara detail
  10. Mengalir sajalah dalam menulis
ada juga pendapat dari tokoh yang lain, ia merekomendasikan cara mudah, yaitu : 
  1. menulis cukup dilakukan 15 menit namun teratur selama empat hari berturut-turut
  2. Tulislah pemikiran dan perasaan terdalam yang berkesan
  3. Biarkan diri menjelajahi emosi dan pikiranmu yang terdalam melalui tulisan
kira-kira itu dulu ulasannya, selamat menterapi diri dengan menulis...

Just Write and You'll Feel Free

#OneDayOnePost#Batch5

1 comment:

  1. Wuah sangat menginspirasi review bukunya mbak. Setuju banget, menulis itu melegakan hati. Ketika berbicara butuh pendengar, menulis terkadang tak butuh pembaca untuk melegakan pikiran kita

    ReplyDelete

Realize a real

Jika lamat lamat senja mengantarkan kata perpisahan  Disitulah sebenarnya rindu menjadi satu bersama sendu  Perihalnya tak nya...