Saturday, March 17, 2018

Diary Aira 10 (Anggota Baru Keluarga)

Kontrakan Puri Hijau

Awal kumenempuh hidup baru bermula dari tempat ini, tempat ini dipilih karena dekat dengan tempat kerja kami berdua. Kami memutuskan untuk hidup pisah dari orang tua agar kami bisa belajar berumahtangga. Benar disampaikan "Menikahlah maka kau akan kaya" . Ya.... minimal beberapa perabotan yang tadinya kita tak punya menjadi punya. Sebut saja lemari pakaian, kompor dan beberapa peralatan dapur lainnya. Jikalaupun dulu punya itu adalah milik Bapak dan Ibu.

Tiap sore menjelang magrib matahari terbenam, aku memiliki tugas baru menyimak hafalan Qur'an Mas Wildan. Aku menyimaknya dengan Al Qur'an ditanganku. Hidangan teh menemani kami sampai magrib tiba.

Agenda masak menjadi agenda yang membuatku nervous !, seperti akan menghadapi sidang ujian skripsi. Malah Mas Wildan yang lebih terampil memasak, mengingat ia pernah tinggal dipesantren beberapa tahun sehingga terlatih sudah teknik memasaknya.

Enam bulan berselang, dokter menyatakan aku hamil, terlihat sudah dari alat USG
"Selamat Bu Aira dan Pak Wildan, bapak dan ibu akan menjadi orangtua". Hari demi hari kami jalani. Upayakan agar tiap hari ia mendengar bacaan surat-Nya. Jika sore datang, Mas Wildan pulang ia seakan bicara dengan janin dalam perutku, lalu ia membaca ayat-ayat-Nya. Si Bayi bergerak-gerak didalam perut seakan merespon bacaan Mas Wildan. Soleh Solehah Nak....ia diperkirakan lahir dipertengahan bulan ramadhan.

Ramadhan tiba, hari perkiraan lahiran semakin dekat. Beberapa perlengkapan sudah disiapkan. Malam menjelang jam 21.00 sakit sudah mulai aku rasakan diperut sampai menyebar ke pinggang belakang. Sakit...sakit sekali...Malam itu juga kami pergi ke Bidan terdekat, setelah menunggu hampir lima jam pembukaan sempurna, bayi itu dilahirkan...seorang putra yang kemudian kami namakan Fiqrul Ilmi. Doa kami ia menjadi anak yang soleh dan menjadi penyejuk mata kami...aamiin...


                                                                    The End

OneDayOnePost#Batch5#TantanganCerbung10


3 comments:

  1. Wah ini kisah nyata mbak Ratih ya..

    Barokalloh, Mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waduuh...kok bisa prediksi Mba Wid n Mas Wakhid?, dari susunan kalimat atau karena menggunakan kata "Aku" jadi seakan kisah real penulis?

      Delete

Realize a real

Jika lamat lamat senja mengantarkan kata perpisahan  Disitulah sebenarnya rindu menjadi satu bersama sendu  Perihalnya tak nya...