Saturday, March 10, 2018

Diary Aira 2 (Menjemput Hidayah)




Pagi hening, sepupuku yang kebetulan bekerja disalah satu koran harian terbitan Jakarta telfon menjelang subuh. Ia biasa begadang untuk mengejar deadline koran tersebut naik cetak. Andy namanya, dia menginfokan kalau namaku ada dalam daftar peserta ujian masuk perguruan tinggi negeri. Aku tembus di Jurusan  Kimia Universitas Negeri Jakarta, disinilah proses hijrahku dimulai... Saat di level Sekolah Menengah Atas aku sudah sering mengikuti berbagai kegiatan islam yang diadakan Forum Remaja Masjid yang ada dikomplek rumah. Ta'lim, Tafakur Alam, Bakti Sosial dan Mentoring. Mengikuti mentoring dengan salah satu pembimbingku Mba Ana namanya, walau terkadang hanya aku saja muridnya yang hadir dan belum diadakan tiap pekan, aku sangat semangat mengikuti. 

Ketertarikanku pada islam dimulai saat duduk dikelas dua SMA, salah satu tetangggaku yang aktif di Forum Remaja Islam Sunda Kelapa, mengajakku mengikuti semacam pesantren kilat selama 3 hari saja. Nah... berbekal niat dan semangat serta izin dari orang tua aku mengikuti kegiatan tersebut, saat itu aku belum berjilbab. Tapi saat mengikuti kegiatan tersebut aku mencoba berjilbab selama acara, ada desir-desair dalam hati saat jilbab itu lengkap kupakai, entah seperti ada energi yang tak derdefinisikan, semacam rasa nyaman, tentram dan damai.... Dalam acara itu banyak acara yang sangat bermanfaat buatku sebagai pendatang baru, kendatipun aku sudah memeluk Dien ini sejak lahirku, tapi aku merasa tak banyak mengetahui tentangnya. Kajian islam yang mengupas tentang keesaan Allah, tentang Muhammad, tentang Muslimah dibahas menarik diacara tersebut, disampaikan dengan enjoy dan disertai dengan games-games menarik. Acara yang pas sekali untuk remaja. 

Para mentor Kakak-kakak muslimahnya pun baik dan bersahaja, lembut pula bicaranya, membuatku terkesan akan sosok para muslimah mentor itu. Dalam acara itu ada agenda Tasmi' namanya membaca mengulang hafalan, tampil dihadapan audience seorang Mahasiswa dan anak laki-laki jika dikira-kira kelas 2 SMP. Kedua remaja itu membaca dan mengulang hafalan Al Qur'annya, kami sebagai audience menyimak bacaan keduanya. Diperkenalkan oleh pembawa acara  bahwa keduanya adalah seorang Hafidz atau penghafal Al Qur'an. Ya Allah...disaat itulah aku baru tau kalau ada orang yang memang benar hafal Al Qur'an, astagfirullah...kemana saja si kamu Aira...masa baru tau kalau ada Hafidz...Suara keduanya merdu dan bacaan mereka fasih...Indah sekali...
Mengucap saja dalam hati, jikalau suatu hari Allah rizkikan seseorang sebagai Imamku seorang Hafidz...ah...aku terlalu jauh berkhayal...lamunanku buyar saat terdengar lafadz taawudz mengakhiri bacaan kedua Hafidz tadi.

Pokoknya, pengalaman luar biasa selama 3 hari dua malam itu, lebih lagi saat mengikuti Qiyamulail atau shalat malam, bacaan Al Qur'an dari Imam sangat merdu, ia membacakan Surat Ar Rahmaan sampailah menangis tersedu-sedu, aku bahkan terbawa ikutan menangis tengah malam itu...syahdu....
Paginya aku mencari tau surat apa yang dibaca imam tadi malam, diberitahu oleh salah satu mentor itu adalah Surat Ar Rahmaan, surat ke 55 dalam Al Qur'an. Dinamakan Ar Rahmaan yang berarti Yang Maha Pemurah berasal dari kata Ar-Rahman yang terdapat pada ayat pertama dalam surat ini. Ar-Rahman adalah salah satu dari nama-nama Allah. Didalam surat tersebut terdapat ayat yang dibaca berulang-ulang 

                                                      " Fabiayyiala'irabbikuma tukadzibaan..."
                                                "Nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan"

Aku sempatkan membuka Al Quran untuk tau arti dari ayat tersebut, langsung mengingat diri pada tengah malam dikala Qiyamullail mendengar bacaan ayat itu sampai menangis tersedu, bisa karena terbawa suasana, juga bisa karena diri ini serasa dirajam kuat oleh arti ayat tersebut...Astagfirullah...


Kampus UNJ, 2005 
Proses pembelajaran sebagai mahasiswa dimulai, satu kelas terdiri dari sekitar 60 mahasiswa dan kebanyakan muslimah dengan jilbab panjangnya. Ukhuwah antar muslimah terjalin indah saling motivasi dan nasihati dalam kebaikan, keyakinanku untuk berjilbab konsisten semakin kuat, sedangkan sebelumnya, jilbab ini hanya kupakai saat akan pergi saja. Kuniatkan istiqomah untuk berjilbab, kajian rutin pekanan mulai kujalankan, berbagai buku islam kulahap sebagai cemilan dan makanan pokok ruhiyah. Aku berfikir bahwa selama hidup kita harus terus menuntut ilmu sehingga apa yang telah kita dapatkan kita transfer lagi pada orang lain sehingga kita bisa berkontribusi, ilmu yang didapatpun menjadi berkah. Pelan-pelan dikampus ini kutemukan makna dan tujuan hidup yang lebih real. Dan terpatri akan kalimat "Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat buat orang lain". 

Tak hanya kuliah, aku juga aktif dibeberapa organisasi kampus, sampai dengan tingkat tiga kujalani. Tingkat empat aku sudah fokus mengerjakan tugas akhir skripsi. Aira Nada...kamu sebentar lagi mau lulus...semanagt sekali aku mengerjakan skripsiku saat itu. Bayangan lulus dan bisa menjadi guru sudah membayang-bayang dalam fikiran.

Waktu berjalan sangat cepat, siang itu menjadi akhir tanda selesainya studiku. Sidang skripsi yang dimulai pada pukul 9 pas diawali dengan pembukaan dari pak Har selaku pimpinan sidang pagi itu, lanjutnya aku hanya duduk saja menunggu para dosen memberikanku pertanyaan. Mreke tampak membaca serius skripsiku sambil terkadang memberikan tanda centang atau melipat halaman yang mungkin bagi mereka perlu ditanyakan. Sekitar satu jam dalam ruangan, suasana diruang itu cair, seperti mengobrol-obrol ilmiah, alhamdulillah diri ini terus berzikir menyebut nama-Nya. Yudisium selanjutnya...
"Aira Nada dinyatakan lulus dengan nilai A", dosenku menyampaikan

Ya Rabb...alhamdulillah atas banyak nikmat-Mu. Akhirnya jenjang studi empat tahun aku lalui.



Sekolah SMA Karya Bakti, 2010
Aku memulai profesiku sebagai guru kimia di SMA Karya Bakti, Dijalani selama hampir satu tahun menjadi guru itu menyenangkan, setiap hari bertemu dengan para siswa dengan tingkah laku yang beragam, susananya dinamis, dan sebagai guru dituntut untuk juga mencari ilmu dan upgrade diri kita agar kita bisa transfer ilmu yang banyak kepada siswa. Ilmu yang bermanfaat juga bisa menjadi amalan yang tiada terputus.

Sabtu pagi gawaiku berbunyi ternyata, tapi aku tak sadar, sehingga menjadi panggilan tak terjawab. Ternyata Mba Mirna, murobbi atau guru mengajiku. Aku putuskan untuk menghubunginya untuk menanyakan ada perihal apa. Lama tak diangkat, aku mulai galau dan bertanya-tanya ada apa, sampai nada dering keempat berbunyi baru terdengar suara Mba Mirna 
"Assalamualaikum, Mba Mirna ini Aira...maaf tadi tak tau kalau ada telfon masuk dari Mba..., ada apa ya Mba?" tanyaku heran

Mba Mirna merespon pertanyaanku dengan semangat sekali, terdengar dari nada dan intonasi suaranya 
"Aira, biodata kamu sudah ada disalah satu ikhwan, guru SMP Baitul Maal dan ia seorang hafidz, ia sampaikan untuk proses denganmu. Kamu nanti sore kerumah Mba untuk ambil biodata ikhwan itu ya, syuqron...Wassalamualaikum!"
Tut...tut...handphone sudah dimatikan oleh Mba Mirna tanda pembicaraan selesai. Aku hanya termangu seakan tak percaya dan masih banyak tanya dalam fikiranku. Biodata mana yang dimaksud oleh Mba Mirna??. Rasa-rasaku aku tak pernah menyerahkan biodata untuk  ta'aruf pada Mba Mirna. Apa mungkin Mba Mirna salah sambung, bukan aku yang dimaksud...Eh, tapi ia jelas menyebut namaku di awal pembicaraan...Aira...
"Aku ? Biodata ? Ta'aruf ? ikhwan hafidz ?"
aaaargh...ini mimpi atau nyata?, aku menjawil pipiku sendiri untuk memastikan bahwa ini nyata....
Kisah baru akan dimulai...

"Harus selalu ada kala kita berkhusnudzon terhadap apa yang Allah berikan pada kita, karena Ia tahu bahwa itu baik bagi kita "  


==============to be continue===============

OneDayOnePost#Batch5#Tantangan Cerbung 2


3 comments:

Realize a real

Jika lamat lamat senja mengantarkan kata perpisahan  Disitulah sebenarnya rindu menjadi satu bersama sendu  Perihalnya tak nya...