Saturday, March 17, 2018

Diary Aira 8 (Ku Pinang Kau Dengan Bismillah)






picture from www. simfonikehidupan.wordpress.com

Siang menjelang sore, akhirnya aku berhasil bicara dengan Mas Wildan, aku mencoba menenangkan diri setelah terkaget karena ada sosok perempuan yang menjawab telfonku saat aku menghubungi Mas Wildan. Pikiranku sudah campur aduk saat itu, saat genting seperti itu berkecamuk suudzon. Aku berfikir ia tak akan datang siang itu ditambah saat aku mendengar suara yang menjawab telfonku aku fikir ia adalah laki-laki yang sudah beristri!

"Maaf Aira, aku dan rombongan tersasar jauh, mobil kami keluar tol yang salah sehingga menjauhi arah rumahmu...kira-kira 20 menit lagi kami sampai...mohon ditunggu!", Mas Wildan menjawab dengan panik

"Astagfirullah Mas...kenapa ngga ngabari dari tadi?"
"Handphoneku lowbatt dan sejak tadi mengarahkan jalan pada supir mobil ini, ini gunakan handphone adikku Isna, mohon ditunggu Aira, sampaikan maafku pada Bapak dan Ibu" tutupnya.

"Baik Mas, aku menunggu..."

Hampir menjelang ashar rombongan akhirnya datang. Lega rasaku serta Bapak dan Ibu. Acara perkenalan keluarga dibuka dengan sedikit formal oleh adik Ibu, Om Sapta. Dikenalkan awal dari keluargaku dan dilanjut dengan keluarga Mas Wildan. Juru bicara dari pihak keluarga Mas Wildan diwakili oleh Pamannya, ia juga menyatakan bahwa datangnya keluarga besar untuk mengkhitbahku.

Disampaikan oleh Om Sapta bahwa keputusan ada padaku. Semua hadirin memandangiku, akankah aku menerima lamaran dari Mas Wildan. Aku mengangguk tanda setuju.  Terlihat Bapak dan Ibu serta yang hadir merasa lega.

"Alhamdulillah...berati tahap selanjutnya tinggal kita pastikan kapan akad akan dilaksanakan" tambah Om Sapta sebagai pemandu acara saat itu. Diputuskan dua bulan mendatang akad itu dilaksanakan


to be continue

#OneDayOnePost#Batch5#TantanganCerbung7

1 comment:

Realize a real

Jika lamat lamat senja mengantarkan kata perpisahan  Disitulah sebenarnya rindu menjadi satu bersama sendu  Perihalnya tak nya...