Monday, March 12, 2018

Diary Aira 3 (Proses mengenalnya)

Sepertiga malam, Februari 2007
Malam itu aku awali dengan dua rakaat menemui-Nya. Hening hanya terdengar suara angin berdesir diluar, gerimis menambah dinginnya malam itu. Malam itu aku minta-Nya untuk berikan petunjuk. Jika suatu hal itu baik untukku, maka dekatkan dan mudahkanlah, jika suatu hal itu tak baik maka jauhkanlah. Bayanganku langsung lekat pada map coklat yang diberikan Mba Mirna tadi sore padaku. Aku tak berani membukanya langsung. Kuputuskan untuk membukanya malam itu.


Map coklat yang sedari tadi keberadaannya membuatku gelisah sepanjang jalan. Berisi biodata seorang laki-laki yang tadi pagi Mba Mirna infokan. Mungkinkah ia seseorang yang adanya untuk dampingiku, iakah sosok imam yang aku tunggu, iakah calon dari anak-anakku kelak?, iakah...iakah...
Berjalan pelan aku menuju tas hitamku, map coklat itu ada didalamnya...
kamar 3x3 itu serasa jauh rasanya, tiap langkahku diiringi bunyi jam yang berdetak, sampai serasa aku mendengar jantungku berdegup...aku gugup...
Akhirnya aku raih map coklat itu, masih belum berani aku membukanya...kembali aku duduk diatas sajadah...sambil mengucap bismillah, aku buka map tersebut...
Kriiiingggg.......!!!!! alarm jam wekerku berteriak, ia tak tau kalau aku sudah lebih dulu terbangun
"Fuih...mengagetkan aja..."

aku menarik dua lembar kertas putih yang ada didalam map coklat itu. Biodata tersebut sudah ada ditanganku.

Malam semakin dingin, hujan bertambah deras, degup jantungku tak henti berdetak kencang. Ya Rabb aku butuh petunjuk-Mu...

---------- to be continue--------------

OneDayOnePost#Batch5#TantanganCerbung3


3 comments:

Realize a real

Jika lamat lamat senja mengantarkan kata perpisahan  Disitulah sebenarnya rindu menjadi satu bersama sendu  Perihalnya tak nya...